17 Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

|
Karya Seni Patung Putu Sutawijaya
Karya  Seni Patung Putu Sutawijaya ini pernah dipamerkan dengan Tema Gesticulation pada tanggal 20 Februari sampai 10 Maret di Tahun 2011 yang silam di sangkrin art space,. dan admin membagikan  karya-karya tersebut di blog senirupa ini untuk menambah wawasan bagi dunia senirupa sekaligus sebagai bahan referensi dan pembelajaran dalam berkarya senirupa khususnya seni patung.
Nama Sangkring Art Space sendiri diambil dari nama leluhur Putu Sutawijaya yang berdiri sekitar pertengahan tahun 2007 dengan sebuah Misi Mempergelarkan dan mempertunjukan aneka rupa praktik seni, di mana perbedaan dan eksperimen kreativitas dihargai sama tinggi.

Berikut karya-karya Seni Patung Putu Sutawijaya yang bertema "Gesticulation" atau Gerak Isyarat Tangan.



Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Sudah semenjak awal karier kesenimanannya Putu Sutawijaya terus terobsesi dan bersitekun menyodorkan tubuh sebagai tanda-tanda melalui karya-karyanya. Tubuh-tubuh itu direpresentasikan dalam formasi tertentu, bergerak mengisi dan memenuhi ruang, yang kadang memperlihatkan pola tertentu, meskipun lebih sering menunjukkan kecenderungan acak. Kial atau gestur (gesture) menjadi salah sebuah komponen ekspresif utama Putu. Ia menjadi semacam kosakata, di samping postur, pose, gerak, arah, dan irama. Ketika representasi tubuh-tubuh itu keluar dari kanvas, masuk dan melintas ke dalam ruang tiga-dimensional, mereka seperti terlempar untuk mencari konteks-konteks pemaknaan yang berbeda, menggestikulasi diri tidak semata-mata mengikuti perubahan karakteristik materialnya.

Proses dan praktik badani memproduksi tanda-tanda melalui gestur bisa dengan jelas dianalogikan dengan tindakan memproduksi tanda-tanda lingual-akustik melalui seperangkat alat ucap. Jika yang terakhir ini biasa disebut sebagai artikulasi, maka yang sebelumnya dapat dinamakan sebagai gestikulasi (gesticulation). Di dalam gestikulasi segenap anggota badan –bukan hanya tangan, lengan, dan jemari– berubah menjadi wahana makna (vehicle of meanings), instrumen signifikasi. Para penari, aktor, dan pelaku-pelaku seni pertunjukan lainnya, niscaya menyadari hal ini ketika mereka berkomunikasi dengan dan mengekspresikan pesan tertentu kepada audiens melalui berbagai tanda gestural. Begitu pula di dalam ritual-ritual, entah yang bersifat keagamaan, kenegaraan, maupun praktik hidup sehari-hari dengan bermacam konteks situasional dan sosialnya.

Putu Sutawijaya, dengan karya-karya tiga-dimensional (patung dan instalasi) terbarunya, tetap bertahan dengan representasi tubuh dan gestikulasi, meskipun kali ini dia menawarkan konteks yang berbeda-beda demi mencapai pengucapan tertentu yang diinginkannya. “Agar tubuh-tubuh itu dapat berkisah,” ujarnya. Maka dari itu, gestukulasi tubuh-tubuh di dalam serangkaian karyanya ini menjadi lebih variatif dengan lontaran-lontaran gagasan di sekitar tegangan dan ketaksaan (ambiguity) yang menyelubungi proses-proses sejarah, kontinuitas dan diskontinuitas, tradisi dan perubahan, kepatuhan dan resistensi, juga masalah pendefinisian-ulang atas identitas-identitas kultural yang mapan. Putu Sutawijaya menyodorkan pertanyaan-pertanyaan kritisnya dengan kecenderungan gestikulasi yang keras namun rawan.

Kris Budiman, esais dan kritikus
http://www.sangkringartspace.net/?p=409
Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

Karya Seni Patung Putu Sutawijaya

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲